TOLAK PELURU : PENGERTIAN, SEJARAH, TEKNIK DASAR, HAL YANG DIPERHATIKAN, PERALATAN DAN LAPANGAN




TOLAK PELURU
 
DAFTAR ISI :

A. Pengertian Singkat Tolak Peluru
B. Sejarah Singkat Tolak Peluru
C. Teknik Dasar Tolak Peluru
D. Hal yang Perlu Diperhatikan
E. Peralatan
F. Lapangan


A. Pengertian singkat tolak peluru

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dengan melemparkan bola besi yang beratnya disesuaikan kategori sejauh mungkin. 



Berat peluru :
 Untuk senior putra = 7.257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk yunior putra = 5 kg
Untuk yunior putri = 3 kg


B. Sejarah singkat tolak peluru


Tolak peluru diadakan sebagai nomor terpisah untuk putera dan puteri dan juga sebagai bagian dari dasa lomba dan sapta lomba. Selama bertahun – tahun nomor ini telah di dominasi oleh atlet yang bertubuh besar dan kuat.


Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi pada tahun 1950, ketika Parry O,Brien memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini dikenal sebagai metode O,Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur. Teknik yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke arah belakang yang telah dilakukan oleh O,Brien dan kedua teknik ini sama mencapai keberhasilan. Banyak orang awam mengenal apa itu? Peluru!, klau sudah menyangkut dengan Peluru pasti dihubung-hubungkan dengan Senjata Api.

Karena peluru merupakan sebuah benda atau bisa disebut isinya dari senjata Api. Tapi, peluru ini beda dengan apa yang dipikirkan. Dan tidak ada hubunganya sama sekali dengan senjata api. peluru ini kalau dihubungkan dengan olahraga banyak manfaatnya yaitu bisa mendatangkan prestasi membanggakan bagi yang berminat mendalaminya. Yaitu cabang olahraga tolak peluru yang masuk dalam daftar perlombaan Nasional maupun Internasional


C. Teknik Dasar Tolak Peluru

Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : 

1. O'Brien / Glide / Membelakangi

Gaya meluncur (glide) merupakan gaya tolak peluru yang pertama kali diperkenalkan. Gaya ini sering disebut juga teknik O’Brien, sesuai nama penemunya, Parry O’Brien dari Amerika Serikat. Meski demikian, gaya ini bukanlah gaya yang paling populer.


Pada gaya ini, atlet akan melakukan gerakan setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru. Pada persiapan awal, atlet menghadap ke arah belakang, kemudian mendorong tubuhnya ke arah belakang, lalu segera menghadap ke depan dan melontarkan peluru.


Gaya meluncur dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
~Posisikan tubuh menghadap ke arah belakang atau membelakangi sektor pendaratan.
~Pegang peluru dan tempelkan ke bagian leher kanan dengan posisi kepala sedikit miring sesuai posisi peluru.
~Posisikan badang sedikit menunduk dan condong ke sisi kanan sehingga bahu kiri lebih tinggi.
~Tempatkan lengan kiri di depan wajah.
~Tekuk kaki kanan untuk memberikan daya tolakan dan posisikan kaki kiri di daerah belakang, bisa sedikit ditekuk atau lurus dengan ujung kaki menyentuh lantai/tanah.
Saat akan melakukan tolakan 180 derajat, condongkan badan sedikit ke depan sehingga ujung kaki kiri terangkat dari lantai, kaki kanan melakukan tolakan, dan kaki kiri terdorong sampai balok batas lempar.
~Bersamaan dengan gerakan tersebut, lakukan dorongan tangan dengan cara memutar badan ke arah sektor pendaratan dan tangan kanan melakukan tolakan sekuat tenaga.
~Saat tangan kanan melakukan tolakan, geser posisi kepala supaya tidak menghalangi peluru menuju sektor pendaratan.
~Untuk atlet kidal, lakukan cara di atas dengan menggunakan anggota tubuh yang berlawanan.


2. Ortodoks / Menyamping

Gaya samping atau klasik merupakan gaya tolak peluru yang paling tua dan tidak diketahui penemunya. Pada gaya ini, atlet menggunakan awalan menyamping, yaitu tubuh menghadap ke samping dalam posisi siap sebelum melakukan tolakan.

Tidak seperti gaya lainnya, peluru dipegang menggunakan kedua tangan. Tangan kanan menyangga peluru di atas bahu, sedangkan tangan kiri memegang peluru bagian atas. Akan tetapi, pada saat melempar, atlet hanya menggunakan satu tangan.


3. Spin / Berputar
Gaya berputar diperkenalkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Alexander Baryshnikov, seorang atlet tolak peluru asal Rusia. Pada tahun tersebut, ia berhasil memecahkan rekor baru untuk nomor putra dengan jarak 22 meter.


Ciri khas gaya spin adalah pelempar melakukan gerakan memutar sebesar 360 derajat sebelum melakukan lemparan. Dengan cara ini, diharapkan atlet memiliki momentum untuk melakukan lemparan sejauh mungkin.


Gaya berputar ini merupakan gaya yang paling sulit karena selain fokus pada tolakan, atlet juga harus menguasai teknik berputar dengan benar. Gaya ini hampir sama dengan gaya lempar cakram yang berputar dalam melakukan lemparan.


Untuk tolak peluru dengan gaya ini, berikut tahapan yang harus Anda lakukan.
~Untuk awalan, posisikan tubuh sama seperti gaya glide, yaitu menghadap ke belakang, tangan kanan memegang peluru dan menempelkannya ke leher kanan. Badan dalam posisi tegak dan kepala miring.
~Sejajarkan kedua kaki, jadikan kaki kiri sebagai tumpuan supaya kaki kanan bisa diayun menuju tengah lingkaran.
~Kaki kanan menuju area tengan lingkaran dengan tetap membelakangi area pendaratan dan sudah bersiap menjadi poros.
~Sebelum kaki kanan menapak tengah lapangan, kaki kiri yang sebelumnya menjadi poros diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar sehingga pada akhir putaran tubuh, kaki kananlah yang menjadi poros.
~Tapakkan kaki kiri di daerah belakang kaki kanan, sejajar dengan jarak sebahu lebih sedikit dan posisi tubuh serong ke arah samping belakang.
~Setelah kaki kiri menapak, tubuh dihadapkan ke sektor pendaratan, bersamaan dengan tangan sebelah kanan melakukan tolakan ke arah depan dengan kekuatan penuh. Putaran tumit, pinggul, lutut, dan dada ke arah depan akan memberikan tambahan daya dorong.
~Setelah peluru terlempar, kemungkinan besar tubuh masih akan berputar karena energi yang dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.



D. Hal Yang Perlu Diperhatikan

=> Cara memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak

Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. 
Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.


=> Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :

- Menyentuh balok batas sebelah ataa
- Menyentuh tanah di luar lingkaran
- Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
- Dipangil selama 3 menit belum menolak
- Peluru di taruh di belakang kepala
- Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
- Menginjak garis lingkar lapangan
- Keluar lewat depan garis lingkar
- Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
- Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan


=> Beberapa hal yang disarankan

Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri


=> Beberapa hal yang harus dihindari

Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan



E. Peralatan
Alat yang di gunakan :

- Rol Meter
- Bendera Kecil
- Kapur / Tali Rafia
- Peluru
=> a. Untuk senior putra = 7.257 kg
=> b. Untuk senior putri = 4 kg
=> c. Untuk yunior putra = 5 kg
=> d. Untuk yunior putri = 3 kg



F. Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi : 
~Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. 
~Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. 
~Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. 
~Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. 
~Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. 
~Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. 
~Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.




Image taken from https://perpustakaan.id/pengertian-tolak-peluru

Komentar